SHARE

Ilustrasi | Istimewa

Saat memutuskan untuk melakukan "hypnobirthing" pastikan juga kondisi kesehatan baik ibu dan ayah prima terutama dari segi mental.

Melansir Healthline, saat akan melakukan "hypnobirthing" pastikan calon ayah dan ibu bisa memulainya dengan mengatur nafas dengan lebih teratur dan dalam kondisi tenang.

Ketika kondisi tenang sudah tercipta, barulah calon ayah dan ibu bisa mulai mengambil fokus dan memikirkan serta memberikan afirmasi positif.

Pakai kata- kata yang terasa menenangkan, seperti dibanding menggunakan kata "kontraksi" untuk membayangkan persalinan ada baiknya kata itu diubah menjadi "gelombang cinta".

Tentunya kata- kata itu juga harus bisa didukung dengan visualisasi yang positif seperti membayangkan persalinan tergambar seperti setangkai bunga yang sedang mekar.

Dengan terus memberikan afirmasi positif dan visualisasi yang baik tentunya baik ibu maupun ayah akan lebih tenang dan mampu menghadapi persalinan dengan lebih mantap.

Beberapa keuntungan lainnya yang mungkin terjadi ketika orang tua menerapkan "hypnobirthing" di masa kehamilan di antaranya membantu proses kelahiran lebih cepat karena biasanya ibu sudah lebih siap menyambut sang buah hati.

Selain itu disebut juga bahwa intervensi medis yang dilakukan bisa lebih sedikit. Hal itu dibuktikan dalam sebuah studi di 2011 membuktikan ibu yang melahirkan alami dan sudah menjalani "hypnobirthing" lebih sedikit mendapatkan injeksi oksitoksin untuk mendorong kelahiran bayi.

Selain itu, studi di 2013 juga menunjukkan bahwa ibu yang sudah menjalani metode ini pun memberikan rasa aman untuk mengontrol dirinya ketika persalinan berlangsung dan akhirnya mengurangi rasa takut terkait hal itu.

Meski bisa dilakukan sendiri, akan lebih baik jika metode "hypnobirthing" ini bisa dipantau dan didampingi prosesnya bersama ahli seperti dokter atau pun doula.

Dengan pendampingan yang tepat tentunya hasil yang didapatkan bisa lebih efektif.

Halaman :
Tags
SHARE