SHARE

Ilustrasi | Istimewa

Pengelolaan stres wajib dilakukan saat kehamilan berlangsung terutama oleh ibu agar anak bisa terhindar dari risiko- risiko kelainan kesehatan seperti alergi, kolik, diabetes, autis, hingga kelahiran prematur.

Tidak hanya menghindarkan sang buah hati dari masalah kesehatan fisik tapi juga pengelolaan stres pada ibu hamil berfungsi menjaga kesehatan emosi dan psikologi bayi di masa depan.

Karena stres harus dikelola secara berkala, maka dari itu metode "hypnobirthing" tidak hanya dilakukan sekali saja tapi secara berulang kali atau repetisi.

Minimal metode ini dilakukan oleh calon ibu sejak awal kehamilan selama tiga sampai empat kali dalam satu minggu.

Bagi calon ayah, disarankan juga dapat mengikuti "hypnobirthing" agar sebagai pasangan ia bisa berpartisipasi dan bisa ikut mengelola ketakutan yang sama terkait persalinan.

Dengan demikian, ayah nantinya mampu mendampingi dengan suportif dan tentunya memiliki pemikiran positif bahkan setelah proses kelahiran selesai.

Bidan yang juga telah mendampingi banyak calon ibu dan ayah menjalankan kehamilan lewat instagram @bumilpamil.id itu mengatakan calon orang tua dapat memulai teknik "hypnobirthing" dengan memberi sugesti atau afirmasi positif setiap harinya terhadap diri sendiri, seperti contohnya di masa kehamilan kondisi janin, plasenta, air ketuban, selaput ketuban, dan tali pusar sehat secara lahir batin hingga persalinan.

Lalu di masa persalinan, kedua orang tua bisa memikirkan bahwa persalinan yang dilakukan akan berjalan dengan lancar, nyaman, tenang, dikuatkan, diikhlaskan, dan melalui proses yang bahagia.

Memasuki masa menyusui, afirmasi positif yang bisa diberikan adalah ASI lancar dan bisa memenuhi kebutuhan bayi lahir dan batin.

Selain memberikan sugesti pada diri sendiri, "hypnobirthing" juga bisa dilakukan bersama janin saat di dalam kandungan. Komunikasi intens orang tua terhadap janin dinilai bisa mengurangi stres dan membuat proses kehamilan terasa ringan.

Adapun komunikasi bisa dilakukan dengan cara mengajak janin mengobrol di sela- sela aktivitas sehari-hari.

Untuk ibu, komunikasikan apapun yang ibu rasakan kepada bayi saat menjalani masa kehamilan. Ketika janin bergerak atau menendang, baik ibu dan ayah bisa menyapanya. Bahkan ibu dan ayah bisa meminta pendapat janin saat akan mengambil keputusan selama masa kehamilan berlangsung.

Halaman :
Tags
SHARE