SHARE

istimewa

Jalal mengatakan sejak Azerbaijan menghasilkan gas alam fosil dan negara-negara EU mengimpornya, kedua pihak mengakui bahwa tanggung jawab kolektif yang harus diemban adalah menjadikan rantai pasokan tersebut efisien, ramah lingkungan dan ramah iklim.

"Menurut saya, penting mengakui adanya listrik hijau dalam menanggulangi pemanasan global dan mitigasi perubahan iklim, serta untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan wilayah sistem energi," katanya.

Tidak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya mempertimbangkan potensi kerja sama dalam energi terbarukan dan area efisiensi energi, termasuk pertukaran listrik.

Ia menegaskan bahwa Azerbaijan dan EU berkomitmen untuk saling menghormati dan mendukung wilayah integritas, batas-batas internasional yang tidak dapat diganggu gugat, kemerdekaan, dan kedaulatan satu sama lain, termasuk semua negara anggota EU, serta prinsip hubungan bertetangga yang baik.

Jalal menambahkan bahwa kerja sama dalam kemitraan strategis di sektor energi itu dilakukan untuk memfasilitasi transportasi, perdagangan dan ekspor gas alam, serta energi hijau ke EU dan untuk meningkatkan kerja sama dalam transisi energi masing-masing.

"Nantinya pengiriman gas alam Kaspia ke Uni Eropa juga berpotensi dikirim ke negara-negara Balkan Barat guna mendukung perluasan Koridor Gas Selatan untuk meningkatkan diversifikasi pasokan sesuai dengan komersial kelangsungan hidup dan permintaan pasar," katanya.

Selain itu, Azerbaijan dan EU juga mendukung perdagangan bilateral gas alam, termasuk ekspor ke EU melalui Koridor Gas Selatan sedikitnya 20 miliar meter kubik gas setiap tahun pada 2027, sesuai dengan kelayakan komersial dan permintaan pasar.

Halaman :