SHARE

Sumber foto: Jatim Times.

Dosen FKIP UMM tersebut juga menyoroti ada perbedaan signifikan antara pembelajaran daring dan luring.

“Ketika daring, anak-anak sering merasa sendiri karena tidak punya orang yang langsung menjadi konsultan. Padahal, di pembelajaran luring ketika siswa mengalami kesulitan, ada guru disana dan siap memberikan pencerahan. Sedangkan, ketika di rumah siswa harus mempersiapkan semuanya sendiri,” ujar Rina.

Meskipun demikian, ada beberapa hal positif yang bisa didapat oleh siswa Ketika pembelajaran daring.

“Saat sekarang ini, ada beberapa perbaikan-perbaikan yang saya lihat. Seperti menyelesaikan pekerjaan kelompok yang diberikan oleh guru bersama dengan teman-temanya,” ungkapnya.

Dalam pembelajaran daring, penguatan pendidikan karakter ternyata juga dapat disinergikan. Rina mencotohkan salah satu sekolah di Surabaya yang mengaplikasikannya melalui rutinitas pagi hari.

“Saat sebelum pembelajaran daring berlangsung, peserta didik melakukan hafalan ayat-ayat pendek Al-Qur’an, memahami maknanya, serta menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Selain itu, nilai integritas dan kemandirian juga bisa dilakukan bersama orang tua di rumah sesuai dengan petunjuk guru dengan melaporkan hasil kegiatan melalui bukti foto,” Imbuhnya.

Di akhir acara Rina mengatakan, “Tugas mendidik anak bukan hanya dipelajari oleh para guru, akan tetapi orang tua sebagai pendidik yang utama dalam lingkungan keluarga sama-sama perlu memahami strategi dalam mengajar agar dapat mendidik anak secara baik dan tepat,”. (Aldi Bintang)

Halaman :
Tags
SHARE