SHARE

Anggota TNI Divisi III Kostrad di Kabupaten Gowa, Sulsel, melakukan uji coba material antipeluru yang inovasinya dihasilkan mahasiswa Unhas. (istimewa)

Inovasi baru mulai berkembang di Fakultas Teknik. Penelitian para mahasiswa magister dan doktoral Teknik terus diarahkan guna menghasilkan paten dan HAKI.

"Melalui skema pendanaan mandiri, dikembangkan riset berbasis produk inovatif. Material anti peluru adalah penelitian awal pada Laboratorium Riset Teknik Mesin. Inovasi ini akan terus dikembangkan untuk mengefisienkan penggunaan materialnya hingga penerapan pada kendaraan militer dan rompi anti peluru," katanya.

Ia menambahkan komitmen fakultas untuk pengembangan riset lebih lanjut hingga hilirisasi ditunjukkan dengan hadirnya Inkubator Teknologi dan Bisnis sebagai bagian dari Science Techno Park Unhas.

Kondisi Ini, kata dia, akan mendukung proses hilirisasi produk teknologi dengan pihak industri dan pemerintah sebagai wujud kerja sama triple helix. Terkait material antipeluru,  Arsyad mengatakan akan dibuat MoA (Memorandum of Agreement) bersama Konstrad dan pihak industri untuk kepentingan dunia militer.

Pada masa akan datang, kata dia, Fakultas Teknik akan diarahkan menjadi pusat inovasi teknologi pada Kawasan Timur Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi nasional menuju Indonesia Emas 2021.

Inovasi ini menggunakan bahan serat karbon dan resin epoxy sebagai penguat. Kemudian peralatan tambahan adalah mesin vacuum.

Material antipeluru tersebut diproduksi menggunakan metode vacuum bag untuk memaksimalkan jumlah perbandingan serat dan resin yang digunakan. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan material yang lebih ringan.

Inovasi ini diharapkan akan semakin mendukung dan meningkatkan profesionalisme bidang militer Indonesia, demikian Muhammad Arsyad Thaha .

Halaman :