SHARE

Foto: Psikoloid.com

Maka dari itu Rasulullah melarang orang marah karena marah mengikuti emosi dan hawa nafsu yang pengaruhnya membawa kepada kehancuran dan kebinasaan.

Ja’far bin Muhammad rahimahullah mengatakan, “Marah adalah pintu segala kejelekan.” Dikatakan kepada Ibnu Mubarak rahimahullah , “Kumpulkanlah untuk kami akhlak yang baik dalam satu kata!” Beliau menjawab, “Meninggalkan amarah.” Demikian juga Imam Ahmad rahimahullah dan Ishaq rahimahullah menafsirkan bahwa akhlak yang baik adalah dengan meninggalkan amarah.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar orang yang marah ketika berdiri untuk duduk atau berbaring.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “ Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring.”

Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan musuhnya namun orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah".(HR. Bukhari Dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan tentang keutamaan orang yang dapat menahan amarahnya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai.”(HR.Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada seorang sahabatnya, “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga”.(HR. Ath-Thabrani)

Allah telah menyediakan surga bagi hambanya yang beriman dan bertaqwa, dimana salah satu cirinya adalah orang-orang yang bisa menahan amarahnya dan mema’afkan kesalahan orang lain.

Firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 133-134, “Artinya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

Bagi orang yang berilmu dan bertaqwa kepada Allah pasti akan bisa menahan amarahnya, karena dengan meredam amarahnya maka hal itu merupakan akhlak mulya yang terhitung sebagai ibadah yang akan mendapat balasan pahala dari Allah.

Halaman :
Tags
SHARE