SHARE

istimewa

Bertemu Guru Penggerak dan Membuat Truk Padi

Firu juga menjalankan praktik lapangan di SDN Ditotrunan 01, Kabupaten Lumajang. Sejak awal, ia memang sengaja memilih sekolah yang memiliki banyak prestasi. “Saya ingin menyerap ilmu dari sekolah tersebut,” akunya. 

Di sekolah tersebut, ia bertemu dengan seorang guru pamong yang juga seorang Guru Penggerak. Namanya Subakri. Beliau merupakan guru berprestasi sering menjadi delegasi dan selalu mengikuti Lomba Karya Inovasi Pembelajaran (INOBEL) dan menjadi 10 besar tingkat Nasional. “Karena ada Pak Subakri, saya mendapatkan refleksi yang sangat saya butuhkan, terutama saat pelaksanaan pembelajaran terbimbing. Saya membuat RPP yang menurut saya sudah bagus, ternyata ketika dilihat Pak Subakri ada perspektif lain yang merubah mindset saya,” ujarnya. 

Waktu itu, Firu menggunakan PPT dalam menyampaikan materi belajar kepada murid. Pak Subakri menyampaikan kepadanya bahwa kalau guru muda menggunakan PPT itu sudah biasa, karena Firu adalah generasi yang lahir ketika dunia digital sudah ada, apalagi anak muridnya. Berbeda dengan generasi Pak Subakri, yaitu guru-guru lama, yang merasakan dua digital ketika sudah berumur.

Saat itu, Firu merasa tertantang untuk menciptakan suatu  inovasi. Hingga akhirnya, setelah mempelajari pentingnya penggunaan media pembelajaran, ia kemudian membuat sebuah paparan diagram yang diberi nama Truk Padi. Terkesan sangat sederhana tapi justru penting sekali untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Firu pun membuat sebuah replika satu dimensi dari sebuah truk beroda empat yang biasanya digunakan untuk mengangkut barang. Pada bagian bak truk itu difungsikan sebagai papan yang dapat digunakan untuk menginformasikan materi pelajaran yang akan disampaikannya. Dengan adanya jarum dan benang sebagai alat peraga pada papan diagram, Truk Padi ini dapat digunakan secara kinetik.

Begitulah cara Firu menjadikan replika truk ini sebagai media presentasi di depan kelas. Murid-murid menjadi lebih antusias dalam menerima pelajaran, karena mereka menemukan sesuatu yang unik, baru, dan menyenangkan ketika belajar. 

Berkat media pembelajaran seperti itu, apalagi dibuat dengan alat dan bahan mudah didapatkan, para murid juga tidak kesulitan untuk mencoba melakukan hal yang sama. Selain itu, dengan adanya percobaan inovasi dalam media pembelajaran, yang awalnya dimulai dari guru, murid akhirnya meniru inisiatif tersebut sehingga proses belajar-mengajar pun menjadi interaktif. 

Firu merasa beruntung telah mengikuti PPG Prajabatan. “Pendidikan profesi ini telah membuat kompetensi pengajaran saya menjadi meningkat,” ungkapnya merefleksikan perubahan yang didapatkan. Kini, ia sudah siap untuk mengabdi. Baginya, mengajar adalah bentuk tanggung jawab saya pada instansi dan Tuhan YME.

Berangkat dari berbagai pengalaman berharga yang didapatkannya, Firu menyeru kepada calon guru di seluruh penjuru Indonesia untuk tidak ragu menjadi guru. “Ayo jadi guru, ikut andil dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, baik di masa sekarang maupun di masa depan,” pungkasnya.***

Halaman :
Tags
SHARE