Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan Rusia akan membuat perubahan pada pedoman penggunaan senjata nuklirnya sebagai tanggapan terhadap apa yang dianggapnya sebagai eskalasi Barat dalam perang di Ukraina.
Rangkaian Uji Coba
Sebuah laporan tahun 2020 oleh Pusat Intelijen Udara dan Luar Angkasa Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat mengatakan bahwa jika Rusia berhasil menguji coba Burevestnik, itu akan memberikan Moskow "senjata unik dengan kemampuan jarak antar benua."
Namun, catatan uji coba senjata yang bermasalah dan keterbatasan desainnya menimbulkan keraguan di antara delapan ahli yang diwawancarai oleh Reuters tentang apakah penempatannya akan mengubah keseimbangan nuklir bagi Barat dan musuh-musuh Rusia lainnya.
Burevestnik memiliki catatan uji coba yang buruk, dengan setidaknya 13 uji coba yang diketahui, hanya dua di antaranya yang sebagian berhasil, sejak 2016, menurut Nuclear Threat Initiative (NTI), sebuah kelompok advokasi yang fokus pada pengurangan risiko nuklir, biologis, dan teknologi yang muncul.
Kegagalan tersebut termasuk ledakan pada tahun 2019 selama pemulihan yang gagal dari reaktor nuklir yang tidak terlindungi yang dibiarkan "membara" di dasar Laut Putih selama setahun setelah prototipe jatuh, menurut laporan Departemen Luar Negeri.