SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod pada Senin menandatangani kesepakatan "Rencana Aksi Indonesia-Denmark: Kemitraan Strategis Berkelanjutan untuk Masa Depan Periode 2021-2024" dan nota kesepahaman (MoU) Pembiayaan Proyek Infrastruktur.

Dalam konferensi pers, Menlu Retno mengatakan dia meyakini bahwa poin-poin kesepakatan yang diperbarui akan menghasilkan kolaborasi yang lebih nyata antara kedua negara.

“Saya dan Menteri Kofod sepakat untuk memperkuat kerja sama untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Denmark adalah mitra terbesar kedua Indonesia di kawasan Nordik untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata," kata dia.

Sebelum pandemi, nilai perdagangan minyak sawit berkelanjutan Indonesia-Denmark meningkat dari 39,2 juta dolar AS pada 2015 menjadi 73,5 juta dolar (sekitar Rp1 triliun) pada 2019.

Menurut Retno, kedua negara sepakat untuk terus mendukung kontribusi positif minyak sawit berkelanjutan bagi pemulihan ekonomi.

“Saya menghargai Denmark atas dukungannya terhadap penghapusan perlakuan diskriminatif terhadap produk pertanian Indonesia, khususnya minyak sawit. Untuk lebih mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi, saya sangat menghargai dukungan Denmark terhadap penyelesaian cepat Indonesia-EU CEPA,” kata dia.

Bidang kerja sama lain yang didiskusikan adalah peningkatan kapasitas para pelaku usaha rintisan (start-up), salah satunya di bidang pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (TIK).

“Di bidang kerja sama investasi, saya berharap penandatanganan MoU Pembiayaan Proyek Infrastruktur dapat menjadi dasar bagi peningkatan kerja sama keuangan dan investasi, khususnya di bidang TIK, energi, transportasi dan logistik, serta maritim, maupun pertahanan,” kata Retno.

Sementara itu, Menlu Denmark Jeppe Kofod mengatakan Indonesia merupakan mitra penting bagi Denmark.

“Kami sangat senang berada di Indonesia. Indonesia dan Denmark merupakan teman dekat,” kata Kofod.

Denmark dan Indonesia, lanjut dia, membangun kemitraan dan kerja sama dalam hal energi hijau, sampah, ekonomi, pertanian, infrastruktur dan teknologi