SHARE

Kepala bagian Pengolahan Laporan Pengawasan (LPP) Itjen Kemendikbudristek, Sunarto (kiri) saat memberikan keterangan di Jakarta, Rabu (8/12/2021). (istimewa)

CARAPANDANG.COM - Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan pelantar atau platform Rumah Cegah Korupsi bagi satuan pendidikan

“Peluncuran platform ini bertujuan agar satuan pendidikan dapat berperan aktif dalam melakukan gerakan pencegahan korupsi,” ujar Kepala bagian Pengolahan Laporan Pengawasan (LPP) Itjen Kemendikbudristek Sunarto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/12/2021).

Pelantar itu mencakup sasaran sosialisasi sekitar 67 juta individu di kalangan pendidikan, yang terdiri dari siswa, mahasiswa, guru, dosen, tenaga kependidikan, keluarga serta pemangku kepentingan dunia pendidikan.

“Pemahaman mengenai korupsi sebagai musuh dunia pendidikan menjadi tanggung jawab bersama bagi semua lapisan dan dunia pendidikan dan juga masyarakat,” katanya.

Ia menambahkan program tersebut juga bersinggungan dengan program lainnya seperti pencegahan intoleransi, radikalisme, perundungan, kekerasan seksual, penyuapan, gratifikasi, dan lainnya.

Untuk memperkuat nilai-nilai anti korupsi, Kemendikbudristek juga menyelenggarakan Festival Cegah Korupsi 2021 yang mengangkat tema “Berani Jujur itu Keren” dan diikuti sebanyak 1.651 peserta.

Kompetisi itu berlangsung selama dua bulan, dimulai pada 5 Oktober 2021 dan berakhir pada 30 Nopember 2021. Kompetisi meliputi kampanye sosial, video opini, video animasi dan desain poster. Peserta terbanyak pada kompetisi desain poster yang mencapai lebih dari 1.000 peserta.

“Kegiatan festival juga merupakan instrumen yang digunakan dalam gerakan pencegahan korupsi di lingkup Kemendikbudristek. Festival dibuat setiap tahun, karena target sosialisasi adalah satuan pendidikan, mulai dari siswa, guru, tenaga kependidikan, mahasiswa, dosen, pegawai hingga pemangku kepentingan dunia pendidikan,” katanya.

Tim Rumah Cegah Korupsi juga melakukan pendekatan sosialisasi tatap muka di beberapa kota seperti komunitas mahasiswa anti korupsi di Kupang Nusa Tenggara Timur dan Bali. Pembentukan duta cegah korupsi juga terjadi di lingkungan sekolah dengan capaian 4.652 orang, demikian Sunarto.