CARAPANDANG.COM - Oleh: Amir Fiqi, Wartawan dan Pemerhati Sosial
Semua telah sepakat bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa atau extra ordinary crime. Dikatakan sebagai kejahatan luar biasa karena korupsi bukan hanya kejahatan yang merugikan negara, tapi dapat berdampak pada seluruh program pembangunan, kualitas pendidikan menjadi rendah, kualitas bangunan menjadi rendah, mutu pendidikan jatuh, serta kemiskinan tidak tertangani.
Namun, sangat disayangkan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia terlihat masih setengah hati, dan terkadang memberikan celah yang lebar bagi para koruptor dalam menjalankan aksinya merampok uang negara.
Inilah realitas pemberantasan korupsi di Indonesia. Maka tak heran jika tindak kejahatan korupsi di Indonesia tak kunjung berkurang, tapi malah sebaliknya. Ibarat pribahasa “mati satu tumbuh seribu”, hari ini tertangkap satu koruptor, muncul koruptor-koruptor baru yang hanya sedang menunggu nasib nahas diciduk oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau penegak hukum yang lain.
Indeks persepsi korupsi (IPK) yang dikeluarkan oleh Transparency International Indonesia (TII) pada Selasa 25 Januari 2022 harus menjadi evaluasi bagi pemerintah untuk selalu bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam membrantas korupsi. Pada indeks tersebut disebutkan bahwa posisi Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara dengan skor 38.
Meski skornya meningkat satu poin dari tahun lalu, tapi skor yang diperoleh Indonesia masih di bawah rata-rata IPK global, yakni 43. Untuk negara di kawasan Asia Tenggara yang skornya sama atau melebihi nilai rata-rata global hanya dua negara yakni Singapura (85) dan Malaysia (48). Melihat skor tersebut mencerminkan semakin baik tingkat pemberantasan korupsi pada suatu negara akan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan bangsa tersebut. Seperti kita ketahui, Singapura dan Malaysia adalah negara anggota ASEAN yang maju dalam berbagai bidang. Misal, dalam bidang ekonomi kedua negara tersebut tumbuh baik dan menjadi negara paling diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara.
Halaman :
Semua telah sepakat bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa atau extra ordinary crime. Dikatakan sebagai kejahatan luar biasa karena korupsi bukan hanya kejahatan yang merugikan negara, tapi dapat berdampak pada seluruh program pembangunan, kualitas pendidikan menjadi rendah, kualitas bangunan menjadi rendah, mutu pendidikan jatuh, serta kemiskinan tidak tertangani.
Namun, sangat disayangkan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia terlihat masih setengah hati, dan terkadang memberikan celah yang lebar bagi para koruptor dalam menjalankan aksinya merampok uang negara.
Inilah realitas pemberantasan korupsi di Indonesia. Maka tak heran jika tindak kejahatan korupsi di Indonesia tak kunjung berkurang, tapi malah sebaliknya. Ibarat pribahasa “mati satu tumbuh seribu”, hari ini tertangkap satu koruptor, muncul koruptor-koruptor baru yang hanya sedang menunggu nasib nahas diciduk oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau penegak hukum yang lain.
Indeks persepsi korupsi (IPK) yang dikeluarkan oleh Transparency International Indonesia (TII) pada Selasa 25 Januari 2022 harus menjadi evaluasi bagi pemerintah untuk selalu bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam membrantas korupsi. Pada indeks tersebut disebutkan bahwa posisi Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara dengan skor 38.
Meski skornya meningkat satu poin dari tahun lalu, tapi skor yang diperoleh Indonesia masih di bawah rata-rata IPK global, yakni 43. Untuk negara di kawasan Asia Tenggara yang skornya sama atau melebihi nilai rata-rata global hanya dua negara yakni Singapura (85) dan Malaysia (48). Melihat skor tersebut mencerminkan semakin baik tingkat pemberantasan korupsi pada suatu negara akan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan bangsa tersebut. Seperti kita ketahui, Singapura dan Malaysia adalah negara anggota ASEAN yang maju dalam berbagai bidang. Misal, dalam bidang ekonomi kedua negara tersebut tumbuh baik dan menjadi negara paling diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara.
.jpg "Sakit Punggung Dapat Dipicu Stres")
.jpg "Liverpool Tersingkir Dari Liga Europa")
