SHARE

Istimewa

Di kampung ada "ruang keluarga", atau jaringan hubungan yang menjadi ciri interaksi sosial tingkat domestik.

Kemudian ada "ruang lingkungan" atau jaringan yang mencakup pergerakan harian dan lokal. Di kampung ada juga "ruang ekonomi", yang mencakup pusat aktivitas tertentu dan akhirnya ada "sektor perkotaan".

Kebudayaan kampung yang semula mati suri, pelan-pelan dihidupkan kembali oleh warga Kampung Cempluk, seperti shalawatan, arisan Malam Jumat dan lain-lain. Warga kemudian juga mampu menggali potensi kampung yang ditampilkan dalam ajang Festival Kampung Cempluk.

Teknologi memicu kreativitas untuk menangkap potensi dari keterbatasan ruang
di tengah berkembangnya peranan media sosial berbasis internet. Manusia mampu mengulik kemampuannya dengan membuat sebuah kesempatan-kesempatan baru atau peluang baru.

Hal ini dikarenakan ada keinginan, melatih diri kemampuan dan juga ditunjang oleh aktivitas yang disukai itulah passionpreneur. Laman (website) berbasis digital ini mampu dikonversi sedemikian rupa, diselaraskan dalam ruang kecil pojokan laman kampungnya.

Hal ini diterjemahkan oleh kaum muda Kampung Cempluk dengan merespons batasan ruang secara teritorial, salah satunya menggunakan media digital, yaitu berupa website kampung; www.kampungcempluk.org dengan aneka informasi terkait kampung serta mengumpulkan data informasi geliat warga dalam halaman digital.

Laman ruang Kampung Cempluk kini menjadi dinamis, bergerak ke mana saja, tanpa batasan teritorial fisik. Kini, kampung itu telah berhasil membangun jejaring dengan kampung-kampung lain di Tanah Air lewat Jaringan Kampung (Japung) Nusantara.

Capaian yang telah dinikmati warga di Kampung Cempluk adalah banyaknya kepercayaan publik serta lembaga-lembaga, seperti perguruan tinggi, Kemendikbudristek, BPIP dan juga muncul kepercayaan diri warga dengan ruang kampungnya sebagai nilai tawar tersendiri dalam mengembangkan serta mengelola produktivitas dari kegiatan warga tersebut.

Dampak ekonomi mengikuti dan yang signifikan adalah dampak kesadaran para kaum muda di Kampung Cempluk untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.

*) Redy Eko Prastyo adalah penggerak Kampung Cempluk, seniman musik, penggagas Jaringan Kampung (Japung) Nusantara, penerima beasiswa pendidikan Indonesia (BPI) dan mahasiswa program doktoral ilmu budaya di Universitas Brawijaya Malang

Halaman :
Tags
SHARE