SHARE

Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr. Yudhi Wibowo. (istimewa)

CARAPANDANG.COM – Ahli epidemiologi lapangan dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo mengingatkan perlunya memperkuat edukasi mengenai manfaat donor plasma konvalesen melalui sinergitas seluruh pihak.

"Mulai dari rumah sakit, dinas kesehatan, PMI, hingga tokoh masyarakat perlu bersinergi dalam upaya sosialisasi dan edukasi mengenai manfaat donor plasma konvalesen untuk menolong pasien COVID-19," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (26/7/2021).

Dia menambahkan, perlu juga membuat kelompok penyintas dengan usia minimal 18 dan maksimal 60 tahun.

"Dengan demikian informasi akan makin mudah disebarluaskan dan akan lebih tepat sasaran," katanya.

Menurutnya, seluruh pihak harus memperkuat sinergi dalam mengedukasi dan mendorong penyintas COVID-19 agar bersedia mendonorkan plasma konvalesen.

"Dengan demikian, diharapkan akan dapat menolong pasien yang tengah terpapar COVID-19," katanya.

Selain itu, kata dia, para pihak terkait harus terus memberikan motivasi kepada para penyintas agar secara sukarela mendonorkan plasma konvalesen dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap sesama.

"Dengan kerja sama seluruh pihak diharapkan akan makin meningkatkan pemahaman dan kesadaran para penyintas COVID-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen," katanya.

Dia juga mengingatkan bahwa skrining lanjutan sebelum dilakukannya donor plasma sangat diperlukan dan perlu menjadi perhatian.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman Dr. Slamet Rosyadi juga menambahkan pentingnya mengintensifkan sosialisasi donor plasma konvalesen sebagai bentuk kepedulian antarsesama.

"Sosialisasi mengenai manfaat dan pentingnya donor plasma konvalesen kepada masyarakat harus terus diintensifkan," katanya.

Dia menambahkan untuk meningkatkan jumlah pendonor plasma konvalesen maka harus dibuat berbagai inovasi guna mempermudah seluruh proses dan pelaksanaannya terutama terkait dengan registrasi para calon pendonor.

"Misalkan, perlu dibuat aplikasi digital untuk membuka registrasi pendonor plasma sehingga pihak pengelola, baik PMI atau RS dapat mengetahui potensi donor plasma," katanya.