SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Kelompok Riset Kesehatan Ikan dan Hewan Akuatik Lainnya Pusat Riset Veteriner Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penggunaan antibiotika yang benar dan aman untuk kesehatan ikan dalam mengantisipasi resistensi mikroba dan residu.

"Resistensi antimikroba dapat menyebabkan kematian pada manusia. Resistensi terhadap penggunaan antibiotika atau antimikroba tidak hanya terjadi pada manusia namun juga hewan seperti pada perikanan dan hewan air lainnya," kata Ketua Kelompok Riset Kesehatan Ikan dan Hewan Akuatik Lainnya BRIN Angela Mariana Lusiastuti kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, terapi antibiotika yang aman dan efektif adalah tepat sasaran pada target patogen, tepat waktu pemberian obat, tepat dosis/konsentrasi obat, tepat cara aplikasi obat dan tepat bentuk sediaan obat.

Angela menuturkan salah satu penyebab resistensi mikroba pada peternakan dan perikanan adalah penggunaan antimikroba yang berlebihan.

Menurut dia, penggunaan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang tepat, meningkatkan kejadian resistensi.

Tingkat resistensi bakteri di Indonesia berdasarkan data Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba terus meningkat, dari 40 persen pada 2013 menjadi 60 persen pada 2019.

Kondisi konsumsi antibiotik di Asia Pasifik pada 2017 di China sebesar 57,9 persen, India sebesar 11,3 persen, Indonesia sebesar 8,6 persen, dan Vietnam sebesar 5 persen.

Kelas antibiotik yang paling sering digunakan adalah quinolones (27 persen), tetracyclines (20 persen), amphenicols (18 persen), dan sulfonamides (14 persen).
 

Halaman :
Tags
SHARE