Beranda Feature Kenangan Abadi Pasangan Suami Istri tentang Konferensi Asia-Afrika 1955

Kenangan Abadi Pasangan Suami Istri tentang Konferensi Asia-Afrika 1955

Inen Rusnan (kanan), fotografer Indonesia yang ditugaskan untuk meliput Konferensi Asia-Afrika 1955, dan istrinya, Dedeh Kurniasih, yang juga menjadi saksi penyelenggaraan konferensi monumental tersebut, tengah diwawancarai oleh Xinhua di Bandung pada 18 Maret 2025. (Xinhua/Xu Qin)

0
Xinhua

Oleh Hayati Nupus, Ye Pingfan

CARAPANDANG.COM, JAKARTA -- Inen Rusnan adalah fotografer termuda Indonesia yang ditugaskan untuk meliput Konferensi Asia-Afrika 1955 yang diselenggarakan di Bandung, Provinsi Jawa Barat. Pada usia 18 tahun, Inen hilir mudik tanpa lelah untuk mengabadikan foto para delegasi dari setiap negara yang berpartisipasi selama acara bersejarah tersebut.

Ketika Xinhua mewawancarainya belum lama ini di kediamannya di Bandung, Inen sudah berusia 88 tahun. Dia menjawab pertanyaan dengan bantuan istrinya, Dedeh Kurniasih (78), yang juga menyaksikan konferensi monumental tersebut.

Pada 18 April 1955 pagi, Inen mengendarai sepeda motornya menyusuri jalan-jalan di Bandung menuju Hotel Savoy Homann. Di dalam tasnya, dia membawa hingga 20 rol film, yang akan ditambahnya kembali setelah semua film digunakan. Tugas pertamanya adalah di lobi hotel, tempat dia memotret para delegasi yang sedang menunggu kedatangan presiden Republik Indonesia saat itu, Soekarno. Setelah menyelesaikan tugas tersebut, Inen pun berangkat menuju Gedung Merdeka, lokasi utama penyelenggaraan konferensi.

Dari balkon yang menghadap ke aula, Inen memotret jalannya konferensi, termasuk pidato Soekarno yang penuh semangat. "Foto adalah saksi sejarah," kata Inen kepada Xinhua. "Saya memotret semua delegasi, terutama mereka yang duduk di bagian VIP, serta setiap momen penting."

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Teratas

Berita Terkait
Berita Terkait