CARAPANDANG - Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dibunuh di Teheran, ibu kota Iran. Kabar ini dikonfirmasi kelompok Palestina yang mengelola Jalur Gaza dan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran.

Tewasnya Hanineh menimbulkan reaksi sejumlah pimpinan negara dari berbagai belahan dunia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengklaim pemerintahannya tidak tahu menahu soal pembunuhan Haniyeh.

"Kami tidak mengetahui atau terlibat dalam serangan rudal yang menewaskan Haniyeh itu," ujarnya. Blinken juga menyerukan Hamas melakukan gencatan senjata dan membebaskan warga Israel yang ditahan di Gaza.

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, juga berharap diberlakukannya gencatan senjata di Gaza untuk mengakhiri bencana yang sedang berlangsung. “Kami benar-benar ingin memastikan bahwa kami tidak melihat eskalasi, karena konsekuensinya akan sangat mendalam,” katanya.

Lin Jian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, juga mendesak gencatan senjata di Gaza. “Kami sangat prihatin terhadap insiden ini dan dengan tegas menolak serta mengutuk pembunuhan tersebut,” ucapnya.

Kementerian Luar Negeri Malaysia mendesak dilakukannya investigasi segera dan menyeluruh terkait pembunuhan ini agar pelaku dapat diadili. Malaysia juga mendesak semua pihak untuk menahan diri sementara fakta-fakta mengenai pembunuhan ini sedang dikumpulkan.