CARAPANDANG - New Delhi menutup semua sekolah dasar dan melarang konstruksi non-esensial sebagai upaya mengatasi kualitas udara yang semakin buruk. Polusi udara di kota ini diperkirakan tetap "parah" pada hari Jumat (15/11/2024), kemudian menjadi "sangat buruk".
Melansir dari Al Jazeera, warga juga diminta untuk menghindari penggunaan batu bara untuk pemanasan. Kepala Menteri New Delhi, Atishi, mengumumkan semua sekolah dasar akan beralih ke kelas daring hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Langkah tambahan, seperti penyemprotan air dengan penekan debu di jalan dan penyapuan mekanis, akan mulai diberlakukan Jumat pagi. Dalam seminggu terakhir, kualitas udara di India Utara memburuk, kabut beracun mengaburkan Taj Mahal dan kuil suci Sikhisme, Golden Temple.
Kabut tebal juga menyebabkan penundaan penerbangan di New Delhi. Sekitar 88 persen keberangkatan dan 54 persen kedatangan terlambat pada Kamis (14/11/2024) sore.
Pada Rabu (13/11/2024), polutan PM2.5 di kota tersebut tercatat lebih dari 50 kali di atas batas harian yang direkomendasikan WHO. Anak-anak berbondong-bondong ke rumah sakit dengan keluhan asma dan masalah pernapasan lainnya.
Pejabat kesehatan melaporkan lonjakan kasus alergi dan asma akut, terutama di kalangan anak-anak. Polusi tinggi, kelembapan, angin tenang, dan suhu menurun menyebabkan jarak pandang di bandara New Delhi berkurang drastis hingga 300 meter.