Presiden AS Donald Trump juga mengumumkan rencana pengenaan tarif "resiprokal" yang tinggi terhadap mitra dagang utama AS. Meski pelaksanaannya ditunda 90 hari, Trump tetap menetapkan tarif universal sebesar 10% dan mengisyaratkan tarif tambahan untuk produk elektronik dan farmasi.
Akibat ketegangan tersebut, harga emas melonjak ke rekor tertinggi US$3.245,69 per troy ons pekan lalu. Permintaan logam mulia dari investor institusi dan individu pun tetap tinggi.
Beberapa bank sentral utama dunia, khususnya di kawasan Asia, juga tercatat menambah cadangan emas mereka dalam beberapa bulan terakhir. Langkah ini memperkuat sinyal bahwa emas tengah menjadi pilihan utama di tengah ketidakpastian ekonomi global di bawah pemerintahan Trump.